Puja Mandala adalah salah satu tempat beribadah bagi umat muslim, kristen katolik, kristen protestan, Budha, dan Hindu. 5 tempat ibadah ini berdiri dalam satu area. Hal ini sebagai lambang kerukunan antara umat beragama di Indonesia. Di tempat ini tidak hanya sebagai tempat beribadah, tetepi juga menjadi salah satu tujuan wisata turis lokal maupun mancanegara. Ada 5 tempat ibadah di dalam satu area :
1. Masjid Agung " Ibnu Batutah "
3. Gereja Katolik " Bunda Maria Segala Bangsa "
Bangunan Gereja Katolik Bunda Maria Segala Bangsa di Puja Mandala, tepat di sebelah Masjid Agung Ibnu Batutah, dengan menara tunggal, dinding depan gevel mengikuti bentuk atap dan bagian belakang atap tumpang.
4. Vihara " Budha Guna "
Nama Vihara Buddha Guna diberikan oleh Y.M. Girirakkhito Mahathera Ketua DPP Perwalian Umat Buddha Indonesia (WALUBI). Buddha Guna memiliki arti sifat-sifat mulia dari Sang Buddha yaitu :
1. Masjid Agung " Ibnu Batutah "
Berdiri dengan
dua lantai, Masjid Agung Ibnu Batutah adalah salah satu pusat kegiatan
beribadah umat muslim di pulau Bali, khususnya warga muslim di kawasan Nusa Dua
dan sekitarnya.
Lantai satu
dijadikan sebagai tempat kegiatan pendidikan Al Qur’an dan pengumpulan zakat.
Sedangkan lantai dua adalah tempat beribadah. Berbagai koleksi antik milik
masjid, seperti bedug lama dan Al Qur’an tulis tangan menambah keindahan Masjid
Agung Ibnu Batutah.
Luas Tanah : 1.000
m2
Status Tanah : Girik
Luas Bangunan : 1.700
m2
Tahun Berdiri :
1997
Daya Tampung Jamaah : 2.500
Fasilitas :
Parkir,
Taman, Gudang, Tempat Penitipan Sepatu/Sandal, Ruang Belajar (TPA/Madrasah),
Toko, Aula Serba Guna, Perlengkapan Pengurusan Jenazah, Mobil Ambulance, Poliklinik, Koperasi,
Perpustakaan, Kantor Sekretariat, Penyejuk Udara/AC, Sound System dan
Multimedia, Pembangkit Listrik/Genset, Kamar Mandi/WC, Tempat Wudhu, Sarana
Ibadah
Kegiatan :
Pemberdayaan
Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf, Menyelenggarakan kegiatan pendidikan (TPA,
Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Menyelenggarakan kegiatan sosial
ekonomi (koperasi masjid), Menyelenggarakan Pengajian Rutin, Menyelenggarakan
Dakwah Islam/Tabliq Akbar, Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam,
Menyelenggarakan Sholat Jumat, Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu
Jumlah Pengurus : 30
Imam :
4
Khatib : 4
Alamat :
Kompleks Puja Mandala Nusa Dua,
Jl.Kurusetra, Br Bualu Benoa, Kuta Selatan Badung, Prov.Bali
2. Gereja Kristen
Protestan " Bukit Doa "
Puja
Mandala pada bangunan Gereja Kristen Protestan Bukit Doa dengan sentuhan
ornamen lokal cukup kental. Bangunan Gereja Kristen Protestan Bukit Doa terdiri
atas 6 lantai kebawah, antara lain
·
Lantai
1 (lantai paling atas) : ruang ibadah
·
Lantai
2 :
ruang pertemuan/seminar
·
Lantai
3 :
pastori/rumah pendeta
·
Lantai
4 :
ruang retreat
·
Lantai
5 :
ruang kreasi
·
Lantai
6 :
ruang doa
3. Gereja Katolik " Bunda Maria Segala Bangsa "
Bangunan Gereja Katolik Bunda Maria Segala Bangsa di Puja Mandala, tepat di sebelah Masjid Agung Ibnu Batutah, dengan menara tunggal, dinding depan gevel mengikuti bentuk atap dan bagian belakang atap tumpang.
4. Vihara " Budha Guna "
Nama Vihara Buddha Guna diberikan oleh Y.M. Girirakkhito Mahathera Ketua DPP Perwalian Umat Buddha Indonesia (WALUBI). Buddha Guna memiliki arti sifat-sifat mulia dari Sang Buddha yaitu :
1.Pannya
Guna : sifat mulia dari kebijaksanaan
2.Visudhi
Guna : sifat mulia dari kesucian
3.Karuna
Guna : sifat mulia dari belas
kasih
Sifat-sifat
mulia Sang Buddha lebih terperinci diuraikan dalam Buddhanusati, perenungan
terhadap sifat-sifat mulia Sang Buddha.
Pada 2 Juli 2000 Vihara Buddha Guna telah rampung dibangun dan
diresmikan penggunaannya dengan melakukan Upacara Pemberkahan yang dikenal
dengan Abhiseka Buddha Rupang yang diawali dengan prosesi Abhiseka Buddha
Rupang dari Vihara Buddha Sakyamuni – Denpasar. Buddha Rupang didatangkan dari
Thailand yang diusahakan oleh YM. Dhammasuto Thera, Padesanayaka Sangha
Theravada Indonesia Daerah Bali. Pemberkahan dilakukan oleh Sangha Theravada. Indonesia yang dipimpin oleh Sanghanayaka Sangha Theravada
Indonesia YM. Dhammasubho Mahathera. Upacara
Pemberkahan didukung oleh Magabudhi Bali, Forum Ibu-ibu Buddhis Bali dan Ibu-ibu
vihara se-Bali, Vihara-vihara se-Bali serta dihadiri Umat Buddha di Bali dan
luar Bali. Sejak saat ini Vihara Buddha Guna telah difungsikan sebagai tempat
Pembabaran Dhamma, YM. Dhammasuto Thera sebagai Kepala Vihara dan untuk
operasionalnya dipercayakan kepada PMd. Made Romarsana dan Ibu Vessa Adistya.
Renovasi
lantai dasar gedung utama yang akan difungsikan sebagai Dhamma Hall, mulai
dilakukan dengan menggunakan konstruksi baja, dengan bentang ruang yang makin
besar diharapkan mampu menampung kegiatan yang lebih beragam, dana renovasi
disumbangkan oleh Keluarga Bapak Herminto – Denpasar.
Dilanjutkan
dengan Pembangunan Gedung 3 (tiga) lantai yang difungsikan sebagai Sekolah
Minggu Buddhis di lantai atas. Ruang Makan, dapur di lantai dasar dan beberapa
toilet dan gudang di basement didanakan oleh Bapak John Sastrawan sekeluarga
(Ramayana Group) - Denpasar.
Fasilitas
ruang makan bhikkhu pun dibangun di lantai dasar tepatnya di belakang bangunan
utama menjadikan vihara ini diproyeksikan dapat mendukung kegiatan-kegiatan
Sangha di masa akan datang. Bangunan ini didanakan oleh Keluarga Bapak Kang
Dharmavijaya - Denpasar.
Vihara
ini akan semakin mampu mewadahi aktivitas umat Buddha terutama, ibu-ibu dan
generasi muda dengan dibangun sebuah bangunan asrama umat yang mampu menampung
puluhan orang. Bangunan ini didanakan oleh Keluarga Bapak Kusnan Kirana
(Lion Group) – Jakarta.
Bangunan
kembar depan yang telah ada pun semakin fungsional setelah direnovasi yang
difungsikan sebagai perpustakaan di bagian atas dan ruang tidur karyawan di
lantai bawah (bangunan barat) dan kantor depan dan security di lantai atas dan
ruang tidur tamu di ruang bawahnya (bangunan timur).
Dengan
ditambahkan ornamen-ornamen, patung-patung dan relief-relief bernafaskan
Buddhis, tulisan kata-kata yang sarat akan pesan-pesan Dhamma, kisah Kehadiran
Seorang Buddha yang penuh kebajikan bagi semesta alam, akhirnya Vihara
Buddha Guna pada bulan April 2011 telah rampung 95%.
5. Pura " Jagat Natha "
Puja Mandala pada bangunan Kori Agung Pura Jagat Natha Nusa
Dua.Kala makara bagian atas pintu Kori Agung. Kala makara paling besar dibuat
dengan sepasang tangan berkuku panjang, yang tidak lazim dijumpai pada
candi-candi Jawa. Di kaki bangunan utama Pura berbentuk candi terbuat dari
batuan putih, dengan sepasang naga kiri kanan undakan, sepasang lagi di bagian
atas, dan beberapa buah arca menghias bangunan candi.
Nama-nama
Bangunan :
1)
Candi Bentar
sebutan bagi bangunan gapura berbentuk
dua bangunan serupa dan sebangun tetapi merupakan simetri cermin yang membatasi
sisi kiri dan kanan pintu masuk. Bangunan ini lazim disebut "gerbang
terbelah", karena bentuknya seolah-olah menyerupai sebuah bangunan candi yang dibelah
dua secara sempurna.
2)
Apit Lawang
Di bagi menjadi dua :
1.
Apit Lawang Kanan
2.
Apit Lawang Kiri
3)
Bale Gong
Bangunan ini berfungsi sebagai
tempat gamelan, yang ditabuh ketika upacara piodalan berlangsung untuk menunjang
jalannya upacara di pura. 4)
Wantilan
Adalah bangunan yang terbuka
kesegala arah tanpa di batasi dinding yang memiliki atap bertumpang
5)
Kori Agung
Adalah pintu utama dengan gaya arsitektur Paduraksa beratap)
Puja Mandala pada bangunan Kori Agung Pura Jagat Natha Nusa
Dua.Kala makara bagian atas pintu Kori Agung. Kala makara paling besar dibuat
dengan sepasang tangan berkuku panjang, yang tidak lazim dijumpai pada
candi-candi Jawa. Di kaki bangunan utama Pura berbentuk candi terbuat dari
batuan putih, dengan sepasang naga kiri kanan undakan, sepasang lagi di bagian
atas, dan beberapa buah arca menghias bangunan candi.
Nama-nama
Bangunan :
1)
Candi Bentar
sebutan bagi bangunan gapura berbentuk
dua bangunan serupa dan sebangun tetapi merupakan simetri cermin yang membatasi
sisi kiri dan kanan pintu masuk. Bangunan ini lazim disebut "gerbang
terbelah", karena bentuknya seolah-olah menyerupai sebuah bangunan candi yang dibelah
dua secara sempurna.
2)
Apit Lawang
Di bagi menjadi dua :
1.
Apit Lawang Kanan
2.
Apit Lawang Kiri
3)
Bale Gong
Bangunan ini berfungsi sebagai
tempat gamelan, yang ditabuh ketika upacara piodalan berlangsung untuk menunjang
jalannya upacara di pura.
4)
Wantilan
Adalah bangunan yang terbuka
kesegala arah tanpa di batasi dinding yang memiliki atap bertumpang
5)
Kori Agung
Adalah pintu utama dengan gaya arsitektur Paduraksa beratap)
0 komentar :
Post a Comment